Faktanya, besar kemungkinan hanya ada sedikit calon pengantin yang memperhatikan kondisi fisiknya sebelum menikah. Kondisi fisik bukan hanya mencakup daya tahan tubuh saja, melainkan juga hal-hal lain yang sebaiknya diperiksa sejak jauh-jauh hari jelang pernikahan.
Cek kesehatan ini sudah tentu berguna demi memastikan calon pengantin terbebas dari penyakit berbahaya dan menular, seperti misalnya penyakit kelamin.
Soal lokasi, pemeriksaannya pun ternyata bisa dilakukan di puskesmas terdekat. Tahap dan waktu tesnya juga relatif cepat dan mudah, hanya tinggal mendaftarkan diri dan menyebutkan tujuan kedatangan. Biaya pemeriksaan juga terbilang sangat terjangkau.
Untuk calon pengantin laki-laki, tes hanya meliputi pemeriksaan tensi darah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan.
Sementara calon pengantin perempuan akan melewati serangkaian tes yang lebih banyak seperti cek tensi darah, cek darah dan tes urin. Setelah sampelnya diambil, pihak puskesmas nanti akan melakukan pemeriksaan di laboratorium.
Karena hasilnya tidak bisa langsung keluar hari itu juga, maka kamu tinggal menunggu hasil paling lambat sekitar 10 hari kerja.
Akan tetapi, itu tadi adalah tes dasar yang bisa kamu lakukan jelang pernikahan. Kalau mau lebih maksimal lagi, kamu juga diperkenankan melakukan tes kesehatan lainnya seperti:
1. TORCH
TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma gondii (toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) and lainnya. Infeksi TORCH ini sering menimbulkan berbagai masalah kesuburan (fertilitas) baik pada wanita maupun pria sehingga menyebabkan sulit terjadinya kehamilan ataupun terjadinya keguguguran dini.
TORCH tidak hanya berkaitan dengan masalah kehamilan saja. TORCH juga bisa meyerang orang tua, anak muda, dari berbagai kalangan, usia, dan jenis kelamin.
Untuk mencegah TORCH, pengantin wanita mutlak perlu melakukan tes minimal 3-6 bulan sebelum pernikahan dengan vaksinasi MMR atau Rubella.
2. VDRL (Venereal Disease Research Laboratory)
VDRL merupakan suatu pemeriksaan untuk mengetahui apakah seseorang mengidap sifilis atau raja singa. Pemeriksaan ini untuk mendeteksi antibodi jika seseorang pernah terkena penyakit sifilis yang disebabkan oleh kuman Trepanoma pallidum.
Pemeriksaan ini sering dilakukan sebelum seseorang melakukan program kehamilan.
3. HBsAG
Merupakan singkatan dari Hepatitis B Surface Antigen, tes ini berguna untuk mengetahui apakah ada infeksi serius pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) di tubuh kamu atau pasangan.
Hepatitis B bisa menyebabkan kondisi akut dan kronis pada pasien. Jika sudah memasuki level kronis, penyakit ini bisa membahayakan nyawa penderitanya. Jika tidak segera ditangani, penderita hepatitis B kronis berisiko terkena sirosis, kanker hati, atau gagal hati.
Hepatitis B sulit dikenali karena gejala-gejalanya tidak langsung terasa dan bahkan ada yang sama sekali tidak muncul. Karena itulah, banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi. Virus ini biasanya berkembang selama 1-5 bulan sejak terjadi pajanan terhadap virus sampai kemunculan gejala pertama.