Menjelang pernikahan, sebaiknya calon pengantin memikirkan segala hal yang baik-baik dan berdoa yang baik-baik pula. Meski terkadang tetap ada saja ucapan tentang mitos-mitos seputar pernikahan, baik dari orangtua sendiri maupun om dan tante.
Wajar sebenarnya. Sebab Indonesia yang kaya akan tradisi dan adat istiadat memang seakan masih belum bisa lepas dari kepercayaan warisan nenek moyang. Yuk, kenali apa saja mitos lama yang masih beredar terutama tentang gaun pengantin!
Pertama, jangan jahit baju pengantin sendiri. Konon katanya, jika calon pengantin perempuan menjahit gaunnya sendiri maka diyakini setiap jahitan yang dibuat akan berubah menjadi air mata.
Artinya, dalam rumah tangga, sang istri nantinya akan sering menangis entah karena ulah suami atau kejadian lainnya. Wah, kalau begini kamu yang hobi jahit masih berani bikin gaun sendiri gak, ya?
Kedua, baju jangan sampai sobek. Karena bila si pengantin wanita tidak sengaja menyobek bajunya, maka mitosnya calon mempelai prianya akan meninggal dunia. Duh... serem juga, ya!
Bahayanya lagi jika gaun itu tersobek saat hari pernikahan, maka mitosnya pernikahan ini akan berakhir kematian.
Ketiga, harus warna putih. Warna yang satu ini memang paling sering dipilih sebagai warna utama untuk gaun atau kebaya pada saat akad maupun resepsi. Alasannya, putih melambangkan kesucian hati.
Di samping itu, mitosnya pengantin yang menggunakan busana pernikahan berwarna putih bisa mendatangkan keberuntungan bagi kedua mempelai.
Keempat, jangan satin. Setidaknya dua bulan jelang pesta pernikahan, kamu dan pasangan pasti sudah harus disibukkan dengan urusan fitting baju pengantin. Nah, mitosnya jangan pilih satin sebagai bahan gaunnya.
Sebab satin dianggap membawa nasib buruk, sementara bahan sutra memberi keberuntungan.
Jadi, percayakah dengan mitos-mitos diatas?